Sabtu, 07 Februari 2015

Surat Untuk Gerimis

Diposting oleh Imajinalvi di 03.34
Kepada gerimis yang lewat.

Hai gerimis. Kali ini awan mulai mendung. Bukan-bukan, ini sudah sore. Iya, tepatnya awan sore.
Aku tahu kamu itu turun karena proses-proses misterius yang biasanya melalui tahap evaporasi, kondensasi, presipitasi, dan runoff. Dulu, waktu kecil aku sering menengadah. Membayangkan semua yang ada di atas awan. Bahkan ingin sekali rasanya punya sayap dan menuntun satu demi satu aliran hujan. Iya, dulu aku mengira. Hujan itu turun dari langit. Turun begitu saja tanpa melalui proses-proses yang begitu rumit.
Dulu, aku mengira Allah menggunakan tangannya untuk menyihir dunia ini dengan hujan. Karena dulu aku mengira jika di sini hujan berarti seluruh dunia hujan. Dulu aku juga mengira Allah punya tangan untuk melakukan segalanya. Namun Dia Dzat yang luar biasa tidak bisa dibayangkan kekuatannya yang sanggup menciptakan seluruh jagad raya dan seisinya. Menciptakan proses-proses yang diatur sedemikian rupa.
Hai gerimis, semakin dewasa aku semakin tahu. Tapi ketahuanku membuatku takut menerima segalanya. Bahwasannya semua akan sama sepertimu. Jatuh dan hilang.
Gerimis yang lewat.

Teras rumah
sabtu, 7 februari 2015

0 komentar:

Posting Komentar

 

I m a j i n a l v i Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting